Selasa, 15 April 2008

Anggun C. Sasmi

al-islahonline.com : Anggun Cipta Sasmi (Anggun) , seorang penyanyi Indonesia yang kini tinggal di Perancis mengatakan dalam sebuah wawancara ketika ditanya tentang agamanya :

?Agama itu adalah sifatnya personal atau pribadi, artinya agama adalah hubungan antara anda (manusia) secara vertikal kepada Tuhannya.?

?Kalau anda menanyakan apa agama saya, saya tidak perlu menjawabnya, yang penting saya percaya sama Tuhan. Apakah saya menyebutnya Allah seperti orang Islam menyebut, atau Yesus seperti orang Kristen, atau Sidharta Budha Gautama seperti orang Budha menyebutnya. Itu adalah hubungan pribadi saya dengan Tuhan.?

Wawancara tersebut ditayangkan oleh sebuah TV swasta. Sungguh saya pribadi tersentak kaget, dia yang hanya seorang artis begitu fasih menyatakan tentang Pluralisme, bukan hanya fasih, saya menilai Anggun sepertinya sangat memahami apa yang disebut sebagai Pluralisme, bahkan saya yakin dia lebih memahami dari sebagian besar sarjana-sarjana agama di Indonesia ini.

Keanehan ini menimbulkan tanda tanya besar bagi saya, karena dia yang hanya seorang artis dan tidak memiliki background pendidikan agama justru mengetahui secara persis makna dari Pluralisme.

Selidik punya selidik, ternyata dia hidup menetap di Perancis, yaitu sebuah negara yang sangat sekuler (negara sekuler pertama kali) dan di Perancis Pluralisme berkembang sangat subur, Perancis telah berhasil mendidik warganya memahami Pluralisme yang salah satu hasilnya adalah Anggun C. Sasmi walaupun dia hanya seorang artis.

Salah satu efek dari negara sekuler adalah suburnya hidup bebas antara pria dan wanita walaupun diluar nikah (samen leven). Konon Anggun telah hidup bersama managernya yang orang Perancis dan sangat menikmatinya walaupun hidup diluar nikah, dan kini Anggun justru akan menikah dengan orang Canada, inilah salah satu produk negara sekuler yang sangat dinikmati oleh warganya, yang penting tidak mengganggu hak orang lain.

Sebelum kita mengkaji tentang negara Perancis yang Sekularis-Pluralis-Liberalis, marilah kita kaji dulu definisi Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme sesederhana mungkin, yang penting kita memahami terlebih dahulu makna tersebut walaupun tidak mendalam.


Sekularisme

Sekularisme secara sederhana dapat didefinisikan sebagai doktrin yang menolak campur tangan nilai-nilai keagamaan dalam urusan manusia, singkatnya urusan manusia harus bebas dari agama atau dengan kata lain agama tidak boleh mengintervensi urusan manusia. Segala tata-cara kehidupan antar manusia adalah menjadi hak manusia untuk mengaturnya, Tuhan tidak boleh mengintervensinya.

Sikap orang-orang Sekularis ini terlihat angkuh, sombong bahkan sangat menggelikan, bagaimana tidak, mereka seakan-akan lebih mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk bagi urusan manusia melebihi Allah SWT yang telah menciptakannya. Memang patut diakui, orang-orang Sekularis adalah orang-orang genius dan brillian bahkan dengan gelar pendidikan profesor-doktor yang menyilaukan mata, tetapi sangat tidak pantas bila mereka lantas merasa lebih tahu urusan manusia dari pada Allah SWT yang menciptakannya.

Negara Sekuler berarti negara yang mengatur kehidupan warganya tanpa mengikutkan campur tangan nilai-nilai agama, dengan kata lain negara dengan nol agama. Mendiang Cak Nur pernah mengatakan Islam Yes partai Islam no yang artinya silahkan saja beragama Islam, tetapi tidak usah membuat partai yang memperjuangkan Islam. Lebih jauh makna tentang ungkapan itu adalah tidak usah membawa-bawa nilai-nilai agama ke dalam parlemen, silahkan saja amalkan agama secara pribadi, biar negara yang mengatur urusan warganya.

Allah SWT telah memperingatkan terhadap tipu daya orang-orang Sekularis yang artinya :

?Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan".

?Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar? QS. 2:11-12


Pluralisme

Pluralisme adalah sebuah paham yang mendoktrinkan bahwa kebenaran itu bersifat banyak atau tidak tunggal. Ada Pluralisme dalam agama, hukum, moral, filsafat dan lain sebagainya, dalam kajian ini akan kita ambil defenisi Pluralisme dalam agama yang sering disebut sebagai Pluralisme agama atau sering kali disingkat sebagai Pluralisme saja.

?Hakekat dan keselamatan bukanlah monopoli satu agama tertentu, semua agama menyimpan hakikat yang mutlak dan sangat agung, menjalankan masing-masing progam agama bisa menjadi sumber keselamatan?

Jadi orang yang berpaham Plural dia sejatinya meyakini bahwa dalam agama Islam ada keselamatan untuk menuju sorga, dalam waktu yang bersamaan dia juga meyakini bahwa dalam agama Kristen juga ada jalan keselamatan menuju ke sorga, begitu juga dalam agama Budha, Hindu, Konghucu dan lain sebagainya.

Dan Anggun sepertinya sangat paham tentang Pluralisme tersebut dengan ungkapannya :

?Kalau anda menanyakan apa agama saya, saya tidak perlu menjawabnya, yang penting saya percaya sama Tuhan. Apakah saya menyebutnya Alloh seperti orang Islam menyebut, atau Yesus seperti orang Kristen menyebut, atau Sidharta Budha Gautama seperti orang Budha menyebutnya. Itu adalah hubungan pribadi saya dengan Tuhan.?

Dari ungkapan itu, tersirat makna bahwa semua agama pada hakekatnya menyembah kepada Tuhan yang sama hanya beda dalam penyebutan, semuanya benar, tidak boleh mengklaim salah satu agama saja yang benar. Padahal Allah SWT berfirman yang artinya :

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata "Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putera Maryam"?... QS. 5:17

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. QS. 3:19


Liberalisme

Sebenarnya ada banyak macam Liberalisme, ada ekonomi Liberal, politik Liberal, demokrasi Liberal, Kristen Liberal, Islam Liberal dan lain sebagainya, yang akan kita coba tarik defenisinya adalah Islam Liberal.

Islam artinya tunduk patuh atau pasrah dan Liberal artinya bebas, jadi Islam liberal adalah tunduk patuh tapi bebas. Sesungguhnya istilah Islam liberal adalah istilah yang kontradiktif, masa Islam liberal, masa tunduk patuh bisa bebas. Jadi kalau ada orang mengatakan ?saya adalah penganut Islam Liberal? adalah pengakuan yang keliru lagi keblinger walaupun dia seorang profesor-doktor, mungkin saja pengakuannya supaya terkesan keren, atau mungkin untuk menipu umat Islam dengan istilah-istilah yang keren, Allah SWT berfirman yang artinya :

?? sebagian mereka membisikkan kepada sebagian lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).? QS. 6:112

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. QS. 2:9

Namun yang dimaksud Islam Liberal dalam praktek adalah kebebasan dalam menafsirkan ajaran-ajaran Islam agar Islam compatible dengan modernitas, compatible dengan perkembangan zaman. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dilakukan penafsiran ulang atas al-Qur?an, tidak boleh mengikuti metode tafsir ulama-ulama terdahulu, menafsirkan al-Qur?an harus dengan cara kontemporer atau modern, bahkan harus membuang jauh-jauh sunnah Rasulullah saw dan menghujat ulama-ulama besar seperti Imam Syafi?i.

Banyak sekali yang akan dirombak ulang oleh Islam Liberal antara lain menghalalkan khamer, membolehkan zina asal tidak melanggar hak orang lain, tidak mengkafirkan umat di luar Islam agar bisa kawin secara lintas agama atau agar agama lain dapat dihukumi sama-sama akan masuk sorga dan masih banyak lagi hukum-hukum yang akan dirombak semuanya agar Islam dapat mengikuti dan sesuai dengan perkembangan zaman.


Sekularisme-Pluralisme-Liberalisme

Pluralisme tidak akan berkembang tanpa adanya Liberalisme dalam agama, karena banyak sekali paham-paham Pluralisme yang me-nyimpang dari nash agama, untuk itu agama perlu ditafsir ulang secara bebas tidak terikat oleh pemahaman ulama-ulama terdahulu.

Liberalisme tidak akan tumbuh bebas dan subur bila sebuah negara tidak Sekular, karena sifat destruktif atau penghancur dari Liberalisme terhadap ajaran agama akan terlindungi oleh pemerintahan yang Sekular.

Sementara itu, negara Sekular sangat memerlukan warga negara yang Pluralis, karena negara akan benar-benar steril dari campur ta-ngan ajaran agama, pasalnya warga negara yang Pluralis tidak akan lagi berdakwah untuk mengembangkan agamnya, karena dipikirnya untuk apa berdakwah bila seseorang beragama apapun sudah terjamin masuk sorga.

Begitu juga negara Sekular akan sangat diuntungkan oleh warganya yang Liberalis dalam bergama, karena banyak sekali nash-nash agama yang menyatakan Sekularisme adalah penghancur agama. Dengan adanya Liberalisme agama, nash-nash tersebut akan berubah makna dengan sendirinya sehingga seakan-akan Sekularisme adalah ajaran agama.

Itulah hubungan keterkaitan antara ketiga isme tersebut, bahkan penganut Sekularisme akan dengan mudah masuk menjadi penganut Pluralisme atau Liberalisme, bahkan satu orang bisa mendapatkan gelar sebagai pejuang Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme.

Adian Husaini menulis sebuah topik dalam catatan akhir pekannya yang diberi judul ?Bahaya Sepilis? yaitu yang dimaksud adalah ba-haya Sekularisme-Pluralisme dan Liberalisme, penyingkatan tiga isme menjadi satu kata bisa jadi oleh penulisnya dimaksudkan agar umat Islam mewaspadai bahwa tiga isme tersebut adalah sebagai satu kesatuan yang sulit sekali terpisahkan dan sebagai mesin penghancur ajaran agama yang sangat efektif. Atau mungkin Adian Husaini ingin berpe-san bahwa ketiga isme tersebut adalah penyakit menular dan berbahaya seperti sipilis.


Indonesia Menuju Perancis

Ketika Anjasmara (pemeran Cecep) diwawancarai oleh sebuah acara infotainment tentang foto bugilnya dia mengatakan : ?saat ini mungkin bangsa Indonesia masih belum siap menerima karya seni menampilkan keindahan tubuh?, jawaban semacam ini adalah jawaban orang yang sudah teracuni atau tertular oleh penyakit Liberalisme dan Sekularisme, artinya orang-orang semacam ini mengharapkan agar norma-norma agama jangan ikut campur tangan dalam urusan seni dan kebebasan berekspresi, karena hal itu akan menghalangi perkembangan seni di Indonesia.

Pernyataan Anjasmara bahwa bangsa Indonesia belum siap, seakan-akan Anjasmara telah mengetahui bahwa bangsa Indonesia saat ini sedang dalam proses penggiringan ke arah bangsa yang Sekularis-Pluralis-Libe-ralis seperti negara Perancis, hanya mungkin pada saat ini kadarnya masih kecil, nanti pada suatu ketika bila penggiringan ini telah berhasil maka foto-foto seperti foto telan-jang Anjasmara yang diklaim sebagai karya seni akan marak diproduksi dan dipamerkan, bahkan yang lebih seronokpun akan banyak bertebaran dengan alasan menghargai karya seni dan kebebasan berekspresi.

Pada saat ini, orang-orang sekularis selalu mempropagandakan untuk tidak membawa urusan agama dalam parlemen, bahkan Cak Nur dengan slogannya Islam Yes Partai Islam No adalah salah satu cara untuk menjegal perjuangan Islam ke dalam parlemen, sehingga bila tidak ada pejuang Islam dalam parlemen akan mudah negara ini menjadi sekular seperti Perancis, dengan dalam beberapa langkah lagi Pluralisme dan Liberalisme akan terpayungi dalam negara Indonesia ini.

Bila sudah demikian yang terjadi, sangat mungkin Indonesia akan melakukan seperti apa yang dilakukan Perancis, melarang berjilbab di tempat-tempat umum dan resmi, tetapi justru membebaskan pakaian minim yang sangat ekspresif dan erotis, karena pakaian semacam ini bagi negara Sekular tidak membahayakan malah bisa menjadi komoditi wisata yang berpotensi, tetapi jilbab berakibat sebaliknya bagi negara sekular, mengancam keamanan negara karena akan melahirkan sikap fanatik terhadap agama tertentu (Islam).

Kasus Anjasmara masih bisa diprotes, karena negara ini belum 100% Sekular dan Liberal, karena masih ada ruang bagi pejuang-pejuang agama untuk memprotesnya dan masih terakomodasi oleh negara, bila pejuang Sepilis telah berhasil menjadikan negara ini Sekular-Liberal maka tidak ada ruang lagi untuk memprotesnya.

Tidak heran dengan apa yang bisa dilakukan oleh Anggun di Perancis, kumpul kebo selama bertahun-tahun dengan managernya adalah hal yang biasa-biasa saja, membuat video clip sangat sensual juga merupakan yang biasa, memberikan pernyataan kepada pers bahwa semua agama benar malah menjadikan ia seperti pahlawan Pluralisme, hal ini karena Perancis adalah negara Sekularis-Plularis-Liberalis yang hampir 100%.

Seperti itulah yang diinginkan para pejuang Sekular-Plural-Liberal di Indonesia, tidak ada aturan agama yang bisa masuk ke dalam karya seni, kedalam urusan pemerintahan, kedalam kebebasan berekspresi bahkan kedalam kehidupan yang paling pribadipun yaitu semacam kehidupan kumpul kebo atau perzinaan.

Bila kita umat Islam santai-santai saja dalam menghambat gerakan Sekular-Plural-Liberal maka tinggal tunggu saja tanggal mainnya untuk menjadi seperti negara Perancis atau Australia, di mana tidak ada lagi suasana ke-Islam-an dan orang-orang yang dinilai militan dalam agama harus keluar dari negeri Australia.(ah)

Sumber: [http://www.al-islahonline.com/]