Senin, 22 Oktober 2007

Jihad Terlarang - Cerita dari Bawah Tanah

Judul : Jihad Terlarang - Cerita dari Bawah Tanah
Penulis : Mataharitimoer
Penerbit : Kayla Pustaka
Halaman : 378 hlm.
Harga : Rp 44.000,-

Royan menyimpan dendam pada Tuhan dan tentara, yang merenggut nyawa bapaknya pada Peristiwa Tanjung Priok. Tahun 1988 ia bergabung dengan pergerakan Islam bawah-tanah, yang ingin menggulingkan rezim yang dianggap thagut alias setan. Muslim yang tidak mengikrarkan keimanannya dituding kafir. Pergerakannya dicap sebagai Organisasi Terlarang oleh rezim, sehingga ia harus bergerilya dari kota ke kota, berkelit dari intaian intelijen.

Di tengah perjuangan antara hidup dan mati, Royan justru menyaksikan kezaliman di tubuh pergerakan. Ia mulai menentang para pemimpinnya yang memanfaatkan agama untuk kepentingan sendiri. Abu Qital dan Abu Shoffan, atasannya, mencoba menghentikannya dengan fitnah, teror, dan penculikan. Peristiwa-peristiwa itu membuatnya berpikir ulang tentang Kebenaran, yang selama ini ia yakini menyertai pergerakannya.

Diangkat dari kisah nyata penulisnya, inilah novel pertama di Indonesia yang berbicara tentang dunia pergerakan Islam garis keras, yang ingin mendirikan Negara Islam. Penuh adegan menegangkan sekaligus pesan dan kritik moral yang tajam.


Testimoni

Novel ini menarik karena dua alasan. Pertama, alur ceritanya diangkat dari pengalaman aktual dalam sebuah dunia yang penuh misteri, ganas dan eksklusif dengan mengatasnmakan Tuhan—sebuah perbuatan yang berlawanan dengan seluruh ruh Alqur’an tentang cara damai dan beradab dalam mencapai sebuah tujuan. Kedua, menempuh jalan kekerasan dalam pengalaman politik Indonesia ujung-ujungnya hanya satu: malapetaka.
—Ahmad Syafii Maarif, Sesepuh Muhammadiyah

Mataharitimoer hanya sebuah noktah di gunung es, betapa ketidakadilan global dapat membangkitkan kerikil terpendam yang selanjutnya menjadi batu sandungan global ….
—Prof. Dr. Ahmad Mubarok, M.A., Guru Besar Psikologi Islam

Makna jihad yang sering dipahami dengan salah kaprah oleh banyak orang dibongkar dengan unik oleh Mataharitimoer.
—Enison Sinaro, Sutradara Film Bom Bali Long Road To Heaven

Gaya penulisan dan isi novel membuatnya patut disandingkan dengan Atheis-nya Achdiat Karta Mihardja …. Sungguh dahsyat! Sayang kalau buku ini hanya dinikmati kovernya saja ….
—Herawatmo, Rakyat Merdeka Online

Menukik tajam! Layak dibaca oleh para pemerhati kebijakan politik nasional dan internasional, terkait dengan isu jihad dan terorisme.
—Zaki Amrullah, Radio Deutsche Welle

Penculikan ternyata tidak hanya dilakukan oleh Densus 88, tapi juga oleh kelompok yang bersaing dalam satu tubuh gerakan yang awalnya sama. Apakah itu yang dimaksud dengan “Jihad Terlarang”? Membaca buku ini akan menambah wawasan bagaimana serunya pergolakan dalam sebuah harakah (gerakan).
—Fauzan Al-Anshari, Juru Bicara Majelis Mujahidin Indonesia

Sangat bagus! Mengupas ijtihad seorang anak manusia dalam sebuah misi jihad, namun pada akhirnya ia sendiri meragukan jalan yang ditempuhnya. Baru kali ini ada sebuah buku yang memaparkan kehidupan seorang manusia yang sangat tersembunyi.
—Alchaidar, Mantan Aktivis NII (Negara Islam Indonesia)

Buku ini tidak saja mengisahkan perjalanan hidup namun juga pergulatan mencari makna kehidupan yang berkarakter diametral penuh konfrontasi dan jamak dari penulisnya. Saya pikir ia telah menemukan dirinya kembali walaupun tidak pernah sama lagi dengan dirinya yang dulu.
—Nurul Arifin, Artis

Sangat menggugah! Membuka tabir sebuah gerakan
yang mengklaim kebenaran hanya ada di pihaknya.
—Herry Muhammad, GATRA

Novel yang untuk pertama kalinya mengilustrasikan Islam underground dengan jujur. Latar belakang penulis yang pernah bersentuhan langsung dengan gerakan bawah-tanah membuat kisah di dalamnya begitu hidup dan nyata. Sebuah referensi penting untuk memahami satu dimensi dari Gerakan Islam di Indonesia.
—Siska Widyawati, JIJI Press

Akhirnya ada juga orang yang berani menulis novel tentang pergerakan Islam garis keras dalam
rangka mendirikan negara Islam …. Selama ini, mereka yang terlibat hanya berani
mengungkapkan bisik-bisik belaka. Sangat inspiratif sekaligus mengejutkan.
—Wahyudin Fahmi, Koran Tempo

Karya-karya Mataharitimoer telah dibaca oleh banyak penggemarnya. Ia telah memberikan inspirasi dan motivasi pada jutaan orang lainnya.
—Yudhi Aprianto, www.sarikata.com

Luar biasa! Penuh pesan moral di dalamnya. Mataharitimoer menulis dengan jiwa, seakan ia terlibat secara intens dalam setiap cerita.
—Anis Maftukhin, Editor Buku La Tahzan

Tidak ada komentar: